Friday, September 30, 2011

Berpikir Kreatif, Zoom In dan Zoom Out

Bagi Anda yang sudah terbiasa menggunakan software grafis seperti Corel Draw atau Photoshop, Anda akan mengenal apa yang dimaksud dengan zoom in atau zoom out. Jika Anda belum terbiasa dengan software grafis, coba perhatikan orang yang sedang membuat desain, kadang melakukan zoom in kadang melakukan zoom out dan dilakukan secara bergantian.

Mengapa para designer melakukan hal ini? Tentu saja agar mereka mendapatkan hasil yang optimal. Jika dia melakukan zoom in terus, dia tidak akan pernah bisa melihat hasil akhir. Dia hanya fokus pada detil sementara hasil akhirnya tidak tahu. Sebaliknya, jika Anda hanya menggunakan zoom out, Anda hanya melihat gambaran besarnya, Anda tidak tahu bagaimana detilnya dan bagaimana gambaran tersebut disusun. Oleh karena itu, kedua zoom harus dilakukan.

Begitu juga dalam berpikir untuk hal lainnya. Kita perlu melihat masalah secara detil dan fokus pada satu bagian dan juga kita perlu melihat masalah secara kesuluruhan. Keduanya harus dilakukan secara simultan agar kita mendapatkan informasi yang utuh. Masalahnya, kebanyakan orang hanya kuat atau terbiasa menggunakan salah satu cara pandang saja.

Coba perhatikan teman-teman Anda, bukankah ada yang cendrung melihat segala sesuatu pada detilnya saja. Sementara ada juga orang yang suka melihat masalah pada gambaran besarnya saja. Bagaimana dengan Anda, termasuk yang manakah Anda? Saya sendiri dulu lebih sering berpikir dengan cara melihat gambaran besarnya saja.

Berpikir keduanya, zoom in dan zoom out adalah cara terbaik. Mulai sekarang, saat kita melihat suatu masalah kita harus bisa melihat secara gambaran utuh dan juga fokus pada detail tertentu. Seperti seorang designer, dia lihat gambaran utuh (zoom out), kemudian melihat detil (zoom in) untuk melakukan perbaikan. Setelah itu melihat zoom out lagi, kemudian zoom in lagi dan seterusnya.

Jika kita fokus pada detail, akan banyak hal yang luput dari pandangan kita sebab kita tidak bisa melihat keseluruhan masalah yang kita hadapi. Lebih bahaya lagi jika kita melihat satu bagian saja terus-menerus atau berulang-ulang maka sadar tidak sadar kita akan menganggap bahwa bagian itu mewakili semuanya.

Jika kita fokus pada gambaran besar terus, kita tidak bisa melihat detilnya. Jika kita tidak bisa melihat detil suatu masalah, kita akan luput jika ada suatu tindakan yang diperlukan untuk masalah detail. Sering kali, tindakan atau solusi hanya bisa dihasilkan setelah kita melihat masalah detilnya.



Ini adalah rahasia berpikir jenius, gunakan kedua cara berpikir ini. Anda akan memiliki pandangan yang berbeda. Anda melihat masalah lebih utuh dibandingkan kebanyakan orang. Anda akan lebih bijak, lebih kritis, dan lebih cerdas dalam melihat sebuah masalah.


dari penjelasan agan diatas,, itu termasuk cara berfikir ilmiah gan..

Para ilmuwan di dunia juga sepakat dengan cara berfikir seperti itu, kita bisa meneliti masalah secara makro,, trus kita juga dapat menyimpulkan masalah tsb secara obyektif..

Ini adalah Tips berfikir ilmiah :

- pertama ::: kita harus tau apa sih yang di permasalahkan, tujuannya supaya kita dapat fokus ke masalah tsb & masalah kita tidak me-lebar kemana-mana..

- kedua ::: pengumpulan variabel-variabel yang menyebabkan masalah itu timbul, dengan cara seperti ini kita dapat dengan mudah menyusun penyebab masalah tsb secara sistematis..
(untuk masalah yg bersifat spele, kita cukup mengumpulkan variabel tsb di otak kita secara cepat & tepat tentunya)

- ketiga ::: mengolah variabel-variabel tsb supaya bisa menimbulkan sebuah hipotesa sementara, hal ini penting gan sebagai lajur melakukan penelitian di langkah berikutnya supaya kita tidak bingung ketika melakukan penelitian..

- keempat ::: melakukan penelitian terhadap masalah tsb hingga semua variabel diikut sertakan hingga mendapat suatu penyelesaian masalah yg sistematis..

- kelima ::: mengambil kesimpulan secara obyektif bukan subyektif ya gan..
*subyektif artinya : Menganggap seseorang / dirinya mutlak benar, & org selainnya mutlak salah..
*obyektif itu artinya : Bersifat terbuka, tidak terpaku oleh pendapat satu orang sehingga cara seperti ini lebih efektif..

- keenam ::: pengujian hasil penelitian.

Knp si harus di uji ??
*hasil penelitian yang kita anggap benar, belum tentu benar secara universal,, untuk itu kita mengadakan pengujian kepada yg ahli seperti lembaga-lembaga hukum dsb..

Itu lah sebabnya permasalah diindonesia ini yg bersifat politik sulit untuk di selesaikan, rata-rata dari mereka selalu mengaku yang paling benar, sehingga sampe kiamat pun masalah indonesia gak akan pernah selesai..

No comments:

Post a Comment