Daripada setiap hari Anda habiskan waktu untuk pekerjaan yang memerlukan duduk lama, sempatkan diri Anda untuk jalan cepat atau jogging. Tanpa Anda sadari, jika itu dilakukan secara rutin, berbagai efek bagi tubuh dan mental akan Anda rasakan.
Lari adalah olahraga termurah dengan manfaat yang tiada ternilai harganya. Siapa yang ingin membayar mahal untuk sakit? Tentu saja Anda tidak sampai berpikir seperti itu. Untuk menggairahkan minat Anda terhadap olahraga ini, coba simak fakta keuntungan melakukannya, yang dikutip dari Times of India :
- Denyut jantung turun menjadi 40-50 kali per menit. Jantung tidak ngos-ngosan dalam mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Dia bekerja lebih santai. Banyak penelitian yang mengemukakan, para pelari cenderung jarang menderita serangan jantung.
- Menjaga kadar kolesterol. Jogging akan mengurangi kolesterol jenis LDL dan trigliserida, sekaligus meningkatkan kolesterol HDL yang bersahabat bagi jantung. HDL akan naik 80-100 miligram jika Anda rutin lari. Olahraga ini mampu menyetimulasi hipotalamus otak untuk mengeluarkan plasminogen activator yang berfungsi sebagai antipembekuan darah. Activator tersebut salah satunya adalah streptokinase yang menghadang pembentukan gumpalan di arteri koroner penyebab serangan jantung.
- Membantu memperbaiki kadar gula darah. Jogging dapat meningkatkan toleransi glukosa. Pasien diabetes dianjurkan melakukan jogging secara rutin untuk mengontrol kadar gula mereka.
- Menciptakan perasaan bahagia dan penuh optimisme. Dalam sebuah penelitian terhadap pelari maraton, mereka punya rasa cemas, stres, depresi, dan rasa permusuhan yang rendah. Konsentrasi mereka berjalan sangat baik dan tidak punya masalah dalam tidur.
- Berlari mampu mengurangi berat badan dengan cepat bila diimbangi dengan diet yang sehat. Orang yang punya masalah obesitas dianjurkan melakukan olahraga ini.
- Olahraga lari membantu perokok menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Asal juga disertai dengan niat dan usaha yang maksimal.
- Normalnya, keadaan tubuh menyesuaikan diri terhadap penuaan sebesar 10-15 persen dalam jangka 10 tahun. Tapi, bagi yang rutin lari, penyesuaian tubuh terhadap penuaan berjalan lebih lambat, hanya 5 persen dalam 10 tahun.
Fakta :Udara siang hari memang lebih mudah membuat berkeringat dan jaket akan membuat tubuh semakin panas. Tapi, yang hilang bukan lemak, melainkan cairan tubuh. Kebiasaan ini akan membuat organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal terganggu. Pasalnya, kekurangan cairan membuat darah mengental. Jantung dan ginjal juga bekerja lebih keras memompa dan menyaring darah.
Mitos : Semakin banyak berolahraga, semakin bagus.
Fakta : Salah dan begitu pula sebaliknya. Olahraga tak harus selalu berat, berkeringat juga belum tentu bagus. Olahraga, sama halnya dengan obat, harus optimal. Jenis, frekuensi, dan intensitas lebih penting agar tujuan tercapai.
Mitos : Saya rajin olahraga, jadi saya bisa makan apa saja.
Fakta] : Kurang tepat. Bisa makan apa saja tapi bukan berarti kapan saja dan berapa saja. Jika jumlah kalori yang masuk sesuai dengan jumlah kalori yang terbuang, tak masalah. Tapi, jika kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan kalori yang keluar, ini jelas salah.
Mitos : Bersepeda bisa menimbulkan risiko kesehatan, di antaranya mandul.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Demikian pula dengan risiko kanker. Ketika bersepeda, memang akan muncul gesekan yang menimbulkan panas. Panas tersebut dapat mengaktifkan sesuatu yang tadinya tersembunyi. Jika sejak awal sudah ada masalah seperti bibit kanker, kemungkinan kanker muncul memang ada. Tapi, bukan berarti bersepeda menjadi penyebabnya. Untuk mencegahnya, istirahatlah usai bersepeda. Pastikan sirkulasi udara baik, sehingga “panas” cepat hilang.
Mitos yang mengatakan bahwa bersepeda dapat menyebabkan wanita kehilangan keperawanan juga salah. Selaput dara berada di dalam dan tidak mungkin rusak karena bersepeda.
Mitos : Tidak boleh mandi air dingin setelah olahraga.
Fakta : Kurang tepat. Dari sisi kesehatan, tidak ada pengaruh yang ditimbulkan suhu air untuk mandi. Tetapi, jika olahraga berat, ada baiknya Anda bersantai terlebih dahulu sehingga badan tidak terlalu berkeringat. Ini pun lebih ditujukan untuk alasan kenyamanan. Jika kita mandi dalam keadaan berkeringat, badan akan tetap berkeringat usai mandi, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
Mitos : Sit-up mampu memangkas lemak perut.
Fakta : Tidak sepenuhnya benar. Berjalan kaki saja sebenarnya mampu memangkas lemak perut. Lagi pula efek sit-up di setiap orang juga tidak sama, tergantung berat badan dan tinggi tubuh.
Mitos : Olahraga malam hari akan membuat lapar dan menggagalkan diet.
Fakta : Salah. Olahraga malam hari tidak meningkatkan nafsu makan. Tapi, jika olahraga terlalu berat, Anda akan kesulitan tidur. Nah, di saat seperti ini, biasanya orang akan makan atau mengemil. Atau, jika memilih tidur dalam keadaan lapar, orang akan bangun dalam keadaan lapar berat.
Mitos : Wanita yang berolahraga angkat beban akan memiliki tubuh seperti pria.
Fakta : Tidak benar. Wanita tidak harus menghindari jenis olahraga ini. Kalaupun ada wanita yang memiliki otot seperti pria, dipastikan karena pengaruh luar, misalnya mengonsumsi hormon testosteron.
Mitos : Olahraga itu harus sakit. No pain, no gain .
Fakta : Tergantung tujuan. Kalau tujuannya untuk menjadi atlet, memang harus berolahraga di atas rata-rata. Tapi, jika hanya ingin mendapat tubuh sehat, filosofi ini jelas salah. Olahraga berat juga harus dilakukan setelah Anda berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan persetujuannya. Alasannya, supaya cedera permanen dapat dicegah.
Mitos : Berenang adalah olahraga paling tepat untuk mengurangi lemak.
Fakta : Salah. Olahraga di air justru membuat suhu tubuh dingin, sehingga mudah membuat lapar.
Perhatikan Tiga Tanda
Olahraga, menurut dr. Michael Triangto SpKO., tak ubahnya seperti pakaian. “Olahraga sifatnya tailor-made, disesuaikan per orang dan tujuannya. Apakah tujuannya berolahraga sebagai karier seperti atlet atau sekadar menjaga kebugaran?” ujar Michael.
Ada tiga cara mudah untuk mengetahui apakah olahraga yang sudah dilakukan cocok dengan orang tertentu. Pertama, ketahui denyut nadi normal setiap pagi ketika bngun tidur. “Denyut nadi normal adalah 60 kali per menit. Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan jumlah denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau intensitas olahraga yang dilakukan.”
Kedua, jelas Michael, “Setelah memulai olahraga, apa yang dirasakan ketika bangun pagi? Jika badan sakit dan malah jadi malas beraktivitas, berarti ada yang salah.”
Ketiga, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh dengan rutin. Lalu, bandingkan hasilnya sebelum dan sesudah berolahraga. Jika hasilnya berbeda, “Berarti ada yang salah dalam berolahraga.”
Jika merasakan tiga tanda-tanda salah olahraga tersebut selama beberapa hari, “Segera konsultasi ke dokter untuk menemukan penyebab dan mencari solusinya,”
No comments:
Post a Comment