Tuesday, September 2, 2014

Wife vs Girlfriend

Bagi wanita, memutuskan untuk menjalani komitmen pernikahan adalah sebuah hal besar yang diambil dalam hidup. Selepas menikah, hidup tidak akan lagi sama baginya. Akan ada nyawa-nyawa lain yang bergantung pada keputusan di tanggannya. Karena itu, hanya wanita yang siap secara mental dan fisik-lah yang berani mengambil langkah besar ini.

Apa sih yang membedakan wanita yang siap menikah dan cewek yang belum siap berkomitmen seumur hidup? Di artikel ini Hipwee akan memaparkan beberapa ciri-cirinya. Siap-siap cek ke diri sendiri sembari deg-deg an ya, cewek-cewek. Buat kamu yang cowok, cek juga yuk apakah pasanganmu sudah masuk ke kriteria “siap dinikahi” atau belum.


1. Cewek yang Siap Menikah Akan Benar-Benar Menghargai Komitmen

Kesiapan menikah ditunjukkan lewat penghargaan terhadap komitmen

Cewek yang sudah siap menikah tahu dengan pasti arti penting sebuah komitmen. Dia tidak akan main-main dengan hal yang satu ini. Setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya oleh pasangan adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh cewek yang memang sudah siap menikah.

Segala kesepakatan yang sudah dibuat bersama dalam hubungan akan berusaha ditaati oleh cewek yang memang sudah siap menjadi seorang istri. Hal ini dia lakukan demi menghormati pasangan dan menjaga keharmonisan dalam sebuah ikatan. Gak ada tuh ceritanya kasus selingkuh atau ingkar janji yang dilakukan oleh cewek yang sudah layak dipinang.


2. Dia Bisa Berkompromi

Dia bisa dia diajak berkompromi

Kemampuan untuk berkompromi adalah hal mutlak yang dibutuhkan dalam sebuah pernikahan. Bagaimana tidak, sebuah ikatan pernikahan secara tidak langsung akan menyatukan 2 kepala jadi satu. Dalam prosesnya, pasti ada silang pendapat dan ketidaksepahaman yang hanya bisa diselesaikan lewat kompromi.

Cewek yang hanya layak jadi pacar akan sulit melakukan kompromi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan keinginannya. Kalau ada yang tidak sesuai, ia akan memilih ngambek hingga pasangannya mau mengikuti kemauannya. Nah, hal macam ini tidak akan dilakukan oleh cewek yang sudah siap menikah.

Setiap ada perbedaan pendapat, cewek yang istri-able mau duduk bersama dan mendengar pendapat pasangannya. Ia juga tidak keberatan menurunkan tuntutannya demi mencapai jalan tengah yang bisa diterima kedua belah pihak.


3. Cewek yang Cocok Jadi Pacar Akan Banyak Menuntut, Sementara Cewek Istri-Able Akan Menghargai Kemampuan Pasangan

Mau cuma pakai sandal pun, kamu akan tetap diterima

Sangat wajar apabila seseorang memiliki ekspektasi terhadap pasangan romantisnya. Semua orang tentu punya gambaran ideal tentang hal apa yang dia harapkan akan didapatkan dari pasangan. Perbedaan kualitas antara wanita siap menikah dan hanya cocok jadi pacar terlihat saat pasangannya tidak bisa memenuhi ekspektasi yang dimilikinya.

Cewek yang masih punya pola pikir pacaran-minded akan berusaha menuntut pasangannya, sampai dia bisa memberikan apa yang diinginkan. Sementara cewek yang sudah siap dinikahi akan berusaha menempatkan dirinya di posisi pasangan sebelum menuntut lebih jauh.

Contohnya nih, ada seorang cowok yang tidak bisa membelikan pacarnya kamera polaroid sebagai hadiah ulang tahun karena gajinya habis untuk reparasi mobil. Cewek yang hanya cocok dijadikan pacar akan terus merengek sampai si pria membelikan hadiah yang sudah dijanjikan. Sementara wanita yang sudah siap menikah akan berusaha memahami kondisi pasangannya. Dia bisa menerima bahwa terkadang ada hal lain yang harus jadi prioritas.


4. Cewek yang Layak Diperistri Tahu Betul Bagaimana Caranya Menempatkan Diri

Dia tahu caranya menempatkan diri

Menjadi istri berarti tahu bagaimana cara menempatkan diri di sisi suami. Mulai dari cara bicara, bersikap di depan orang lain, cara berpakaian dan berdandan, hingga bagaimana membawa diri ditengah rekan dan keluarga pasangan. Kemampuan menempatkan diri ini tidak bisa datang begitu saja. Butuh kerendahan hati dan usaha keras untuk bisa menyesuaikan diri.

Cewek yang sudah siap dinikahi tidak akan keberatan saat harus repot belajar sedikit Bahasa Batak, demi mengambil hati calon mertua yang kebetulan berasal dari Medan. Dia juga bisa dengan mudah membaur dengan teman dan kolega pasangan, yang bahkan belum dikenal sebelumnya.
Dia punya kelenturan sosial yang tinggi

Dia punya kelenturan sosial yang tinggi via www.flickr.com

Cewek yang siap menikah punya kelenturan sosial yang tinggi. Dia gak bakal malu-maluin deh kalau dibawa ke berbagai kesempatan.

Sementara cewek yang orientasinya masih sekedar pacaran, akan enggan berusaha untuk masuk ke dalam lingkungan pasangan. Keengganan ini disebabkan oleh pola pikirnya yang masih memandang hubungan sebagai urusan 2 orang semata.

Cewek yang masih belum punya orientasi menikah belum menyadari bahwa penerimaan orang-orang terdekat akan membawa pengaruh besar dalam hubungan yang sedang dijalani.


5. Cewek yang Asyik Dijadikan Pacar Akan Mengumbar Masalah Ke Media Sosial, Sementara Calon Istri yang Baik Akan Berusaha Menyelesaikannya Denganmu
Masalah kalian tidak akan diumbar ke publik

Tidak ada hubungan cinta yang akan berjalan mulus-mulus saja. Setiap ikatan pacaran pasti punya konflik di dalamnya. Namun, dari permasalahan itulah sepasang kekasih bisa belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan kekurangan dan kelebihan pasangan. Menyelesaikan masalah secara bersama-sama justru bisa jadi jalan untuk saling mengenal kepribadian.

Perbedaan perempuan yang sudah siap dan belum siap menikah terletak pada responnya saat menghadapi masalah. Cewek yang cocok dijadikan pacar akan cenderung mengumbar masalah tersebut pada banyak orang. Mulai dari curhat terselubung di media sosial sampai menceritakannya secara gamblang pada teman-temannya. Dia merasa dengan melakukan itu, pasangannya akan sadar kemudian berbuat sesuatu demi memperbaiki keadaan.
Dia berusaha menyelesaikan masalah diantara kalian berdua

Dia berusaha menyelesaikan masalah diantara kalian berdua via samleongphotography.com

Hal ini berbeda dengan cewek yang sudah istri-able. Dia sangat mengerti bahwa mengumbar masalah ke orang lain bukanlah jalan keluar yang tepat. Alih-alih mencari dukungan, dia akan mengajakmu duduk dan bicara dari hati ke hati. Cewek yang sudah siap menikah akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga privasi hubungan hanya dengan pasangan. Lagian, kalau cerita-cerita itu namanya mengumbar aib bukan sih?


6. Cewek yang Sudah Siap Menikah Tidak Lagi “Galau” Soal Dirinya

Dia sudah selesai melakukan pencarian terhadap diri sendiri

Setiap orang pasti punya momen galau tentang jati diri. Mulai dari jurusan apa yang harus diambil, pekerjaan apa yang paling sesuai panggilan hati, hingga mencari apa yang harus dilakukan demi menggenapkan diri. Nah, cewek yang sudah siap menikah biasanya sudah selesai dengan kegalauan-kegalauan macam ini.

Dia betul-betul telah “selesai” dengan dirinya sendiri. Cewek yang sudah siap menikah tahu dengan pasti kemana akan membawa arah hidupnya. Visi dan tujuan hidup yang ingin dicapai sudah dia miliki dengan jelas. Kehadiran pasangan tidak akan membuatnya limbung. Sebab ia akan berusaha mencari pasangan yang bisa membersamainya dalam mencapai mimpi.


7. Cewek Istri-Able Tetap Bertahan Saat Masa Sulit Menghampiri, Cewek yang Oke Dijadikan Pacar Akan Lebih Memilih Pergi
Saat menghadapi masa sulit, dia akan bertahan

Ketika dihadapkan pada momen terendah pasangan, ada perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh cewek yang sudah siap menikah dan yang belum. Cewek yang sudah siap menikah tidak akan pergi meninggalkan pasangan meski sang pasangan sedang berada di titik terendah dalam hidup.

Dia mafhum bahwa masa sulit adalah hal yang harus dihadapi bersama dalam sebuah komitmen.

Sementara cewek yang orientasinya masih pacaran akan melihat masa sulit sebagai sebuah pintu keluar yang ditawarkan oleh hidup. Saat pasangan dilanda masalah berat yang membuatnya terpuruk, bukan tidak mungkin seorang “pacar biasa” akan pergi karena enggan terbebani.


8. Cewek yang Cuma “Pacar Biasa” Enggan Diajak Membangun Hidup Bersama, Dia yang Istri-Able Rela Berjuang Bersama dari Nol


Cewek yang istri-able akan mau diajak hidup susah

Kehidupan rumah tangga tidak serta merta bahagia. Butuh perjuangan dan kompromi besar untuk menciptakan harmoni dalam sebuah pernikahan. Akan ada banyak masalah yang datang. Mulai dari perbedaan karakter, konflik antara 2 keluarga besar, hingga masalah keuangan.

Kesulitan hidup seperti diatas tentunya tidak mengenakkan. Hanya orang dengan komitmen dan loyalitas besar yang mau diajak berjuang demi membangun kehidupan yang layak dari nol. Nah, cewek yang sudah siap menikah biasanya punya ketangguhan berjuang yang lebih besar dibanding cewek yang masih ingin sekedar pacaran.

Kesiapan menikah akan tercermin pada kemauan untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan yang diimpikan. Apapun kesulitan yang menunggu di depan akan dihadapi oleh cewek yang memang sudah siap menikah. Hidup susah sementara waktu juga gak masalah.


9. Cewek yang Siap Menikah Tahu Caranya Bersenang-Senang, Tapi Juga Tetap Bertanggung Jawab
Dia tahu cara bersenang-senang tapi tetap bertanggung jawab

Cewek yang asyik dijadikan pacar biasanya adalah orang yang sangat menyenangkan untuk diajak gaul. Dia tahu tempat-tempat asyik yang harus dikunjungi, terkadang lengkap dengan jam operasional dan menu andalan yang ditawarkan. Tapi memang, bersenang-senang masih jadi prioritas utama bagi cewek yang orientasinya sekedar pacaran. Belum ada kewajiban sebagai orang dewasa yang dipikirkan dengan matang.

Tapi kalau begitu, apakah cewek yang siap menikah adalah orang yang membosankan?

Tentu tidak. Cewek yang siap menikah adalah pribadi yang bisa membawa dirinya sesuai kebutuhan. Dia akan kamu temukan di cafe, berpakaian santai sembari menyesap Affogato. Tapi lain hari kamu akan menemukannya berpakaian resmi dan berdandan profesional karena harus meeting dengan klien.

Dia tahu caranya bersenang-senang tapi tidak melupakan kewajibannya sebagai orang dewasa.


10. Cewek yang Sudah Siap Menikah Tahu Cara Mengurus Rumah dan Mengatur Keuangan Keluarga

Dia tahu cara mengurus rumah dan keluarga

Pembagian tugas dalam keluarga memang tidak rigid. Baik lelaki maupun perempuan perlu ambil andil dalam melakukan tugas domestik. Tapi harus diakui bahwa wanita punya “sentuhan” yang lebih dibutuhkan dalam mengurus rumah tangga. Mulai dari memilih warna perabotan, memilih parfum ruangan, hingga jadi manajer keuangan.

Cewek yang orientasinya masih pacaran biasanya belum punya kesadaran soal pentingnya belajar untuk mengatur kebutuhan domestik. Sementara cewek yang istri-able banget akan mahir mengatur rumah dan keuangan keluarga. Dia adalah pribadi yang cerdas di tempat kerja dan di tempat pendidikannya, tapi mau turun tangan untuk mengurus kebutuhan rumah tangga.


11. Cewek yang Sudah Siap Dipinang Tahu, Bantuan Terbesar yang Bisa Diberikan Pada Pasangan Adalah Doa Diam-Diam

Pasanganmu akan terus mendoakan dalam diam

Cewek yang sudah siap menjadi seorang istri tahu bahwa tugasnya bukan hanya mencukupi kebutuhan fisik pasangan. Tidak sekedar memenuhi perut dengan makanan enak dan mengatur rumah, dia juga akan membantu pasangannya sekuat tenaga dalam perjuangan mewujudkan impian.

Cewek yang sudah mempersiapkan diri untuk jadi seorang istri tahu, bahwa ada pemberian lain yang lebih layak jadi kado untuk pasangan. Apalagi jika bukan doa diam-diam?

Tanpa diminta, dia akan terus mendoakan pasangannya dalam tiap bincang mesranya dengan Tuhan. Dukungan doa darinya tidak akan pernah putus. Tanpa sepengetahuan pasangan, ada harapan yang secara konsisten terus disampaikan pada Sang Pemberi Kehidupan.

Bukankah bentuk cinta yang paling tulus memang tercermin saat seseorang terus mendoakan pasangannya dalam diam?

 

Become a Happy Person



Kalau disuruh memilih, semua orang pasti akan mau jadi bahagia. Bahkan, ada beberapa yang menjadikan bahagia tujuan dari hidupnya. Tapi, apakah kita sudah benar-benar mengerti bagaimana caranya menjadi bahagia?


1. Membandingkan Keberhasilan Orang Lain dengan Prestasi Diri Sendiri

Kepo

Jalan hidup dua orang bisa saling beririsan, namun tujuan akhir mereka tetap berbeda-beda. Misalnya, kamu dan sahabatmu bisa saja sama-sama kuliah Kedokteran. Sementara kamu menikah lebih dulu dan membuka praktik di kota tempat suamimu bekerja, dia diterima di Médecins Sans Frontier (Doctors Without Borders) dan ditugaskan menghalau malaria di Afrika.

Kamu tidak akan bahagia jika membanding-bandingkan dirimu yang sekarang dengan sahabatmu yang bisa keliling dunia. Setiap orang punya “prestasinya” sendiri-sendiri. Ketika temanmu bisa menolong pemberantasan epidemi di Kenya, kamu bisa menjadi istri yang baik untuk suamimu, serta ibu yang siap bagi calon anakmu. Kamu bukanlah orang yang menyedihkan hanya karena belum pernah pergi ke Afrika.

Orang yang bahagia mengetahui cara mengejar impian sendiri. Tidak ada gunanya membanding-bandingkan cara-cara yang berbeda ini.




2. Mencari pengakuan dari orang lain
Steve Job aja nggak peduli apa kata orang

Setiap orang ingin dihormati dan diakui keberadaannya. Namun bagi orang yang bahagia, pengakuan dari orang lain itu tak selalu jadi hal utama.

Faktanya, tidak ada orang yang akan benar-benar mengerti betapa susahnya menjadi kita. Tidak ada yang tahu usahamu begadang berhari-hari untuk menyelesaikan skripsi. Yang bisa orang tua atau teman-temanmu lihat hanyalah hasil akhirnya: nilai A, A-, B, atau ujian ulang. Tidak ada yang tahu kalau kamu sering mati-matian belajar untuk lulus UAN. Yang orang tahu hanyalah apakah kamu berhasil melewatinya, atau harus kejar paket C.

Karena tidak ada yang bisa melihat perjuanganmu secara utuh, tidak ada juga yang bisa mengakuimu secara sempurna. Karena itu, adalah hal yang absurd untuk menuntut orang lain memberikanmu pengakuan. Untuk bertahan, yang paling penting bukanlah pengakuan orang. Resepnya adalah percaya bahwa duniamu dan dunia orang lain bisa lebih baik berkat apa yang kamu usahakan.




3. Menggantungkan kebahagiaan pada orang lain

Terlalu cinta

Bagi orang bahagia, kebahagiaan bisa ditemukan di mana saja. Kamu tidak harus punya orang yang menemani untuk menikmati hidup. Kamu bisa saja punya sahabat atau pacar, tapi dengan diri sendiri pun kamu akan nyaman.

Ketika kamu tidak menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain, kamu tidak akan lantas jadi hancur ketika mereka berbuat hal yang tak mengenakkan padamu. Salah paham dengan sahabat sampai diam-diaman? Putus dari pacar? Kamu bisa tetap tenang — tidak lantas jadi nelangsa dan berpikir bahwa hidupmu sudah habis.

Prinsip ini penting, karena tiap orang pasti akan melakukan kesalahan. Mereka yang berharga pasti akan melakukan hal yang membuatmu kecewa. Ketika kamu tidak menggantungkan kebahagiaanmu pada perkataan dan perbuatan mereka, kamu bisa lebih mudah untuk legawa. Dan sikap legawa? Itu salah satu kunci bahagia.


4. Menyimpan penyesalan atas apa yang sudah terjadi
Kamu kini tahu apa yang harus kamu percayai

Setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Kamu pun begitu. Mungkin, kamu menyesal setelah putus dari pacarmu. Kamu tidak tahu caranya move on, sementara dia mungkin sudah punya pacar baru (dan mungkin tidak cuma satu, tapi dua). Ketidakbahagiaanmu dalam hubungan pribadi lalu menular ke sisi-sisi hidupmu yang lain, termasuk sisi akademik dan profesional.

Kalau kamu orang yang bahagia, kamu bisa menyadari bahwa tiap orang melakukan kesalahan. Kamu menyadari bahwa kamu salah telah meninggalkan pacarmu dan hubungan kalian. Kamu menyadari bahwa kamu telah menyakitinya, dan dia lebih berharga dari apa yang kamu kira.

Lalu kamu akan memaafkan dirimu sendiri. Tentu saja ini lebih mudah ditulis daripada dilakukan. Proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, atau berbulan-bulan.

Orang bahagia bukannya tidak tahu bahwa proses memaafkan ini butuh waktu lama. Mereka hanya akan berusaha supaya proses itu tak berlangsung selamanya.




5. Menghabiskan waktu di lingkungan yang negatif
Hindari gosip


Kamu mendapat teman baru di ospek kampus, dan kalian langsung cocok. Tapi, lama kelamaan kamu mulai merasa terganggu dengan sifatnya yang selalu membicarakan orang lain di belakang. Kamu mulai merasa bersalah ketika kamu tidak ikut-ikutan dia membicarakan orang lain. Kamu pun mulai ikut-ikutan menusuk orang dari belakang. Pada akhirnya, kamu merasa dirimu sampah.

Kalau kamu orang bahagia, kamu akan bisa mendeteksi mana yang merupakan pengaruh negatif bagi hidupmu. Tak hanya itu, kamu akan cukup kuat untuk mundur perlahan dan keluar. Kalau kamu terus berada di lingkungan tersebut, kamu akan semakin tertekan.

Carilah lingkungan yang positif buatmu. Temukan hal baru yang akan membuatmu senang. Ingatlah, orang bahagia pasti dikelilingi orang-orang yang bahagia juga.


6. Membohongi diri sendiri dan orang lain

berhenti membohongi diri sendiri

Orang yang bahagia bukan orang yang dibuai dongeng. Mereka tidak hidup di alam imajinasi dan delusi. Kunci dari bahagia bukanlah meyakinkan diri bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah hal yang baik. Kunci dari bahagia adalah menerima bahwa tak selamanya hidup ini baik-baik saja.

Orang yang bahagia akan selalu jujur pada dirinya sendiri, serta pada orang lain. Dia tahu apa yang sebenarnya dia mau, dan sampai mana dia harus bersabar dan menerima. Ketika orang lain di sekitarnya berlaku kelewatan, dengan tegas dia bisa membela hak-haknya.

Kejujuran pada diri sendiri dan orang lain penting untuk menjaga jati dirimu. Tanpa jati diri yang terjaga, hidupmu tak akan jelas juntrungannya.

Kalau kamu bahagia dengan hidupmu, kamu akan menemukan hal-hal baru yang membuat hidup semakin berwarna. Dan kalau kamu bahagia, kamu pasti tidak akan melakukan hal-hal di atas. Iya, ‘kan? :)